Pernikahan Dini

Pernikahan remaja masih menuai kontroversi. Mereka yang pro berpendapat bahwa hal ini dapat menyelamatkan dari bahaya seks bebas.

Sebaliknya, pihak yang kontra menilai usia remaja belum matang untuk membina rumah tangga.

Lantas bagaimana sebenarnya dampak pernikahan dini bagi para pelakunya?

Di negeri ini kasus pernikahan usia muda terbilang tinggi.

Tahun lalu Indonesia menempati urutan ke-7 dalam deretan negara dengan jumlah pernikahan usia dini terbanyak di dunia.

UNICEF juga mencatat sebanyak 34% wanita Indonesia menikah pada usia muda.

Akibat pernikahan dini dapat berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia.

Fakta ini tidak berlebihan, kenyataannya memang remaja yang menikah kemudian memilih untuk berhenti dari sekolah sehingga tidak mendapatkan pendidikan yang memadai.

Karena itulah ada banyak hal lain yang perlu menjadi pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk menikah di usia remaja.

Peran orang tua sangat diperlukan untuk mendampingi remaja dalam hal ini.

Dampak Pernikahan Dini

Salah satu alasan mengapa pernikahan pada remaja pada usia di bawah 18 tahun tidak direkomendasikan adalah karena banyak masalah yang ditimbulkan.

Para ahli pun mengemukakan dampak dari pernikahan usia dini dalam kacamata medis dan psikologis.

Dampak dari Sisi Medis

Ada beberapa risiko medis yang akan ditanggung dalam pernikahan usia dini yaitu:

1. Risiko kekerasan

pernikahan dini adalah pdf
Sumber: kabarsehatku.com

Ketidakberdayaan pihak perempuan untuk menolak akhirnya menggiring mereka pada kekerasan seksual yang dilakukan oleh pasangannya.

Pada sisi lain, pihak lelaki yang juga masih remaja cenderung memiliki dorongan seksual yang tinggi sehingga sering memaksakan hubungan intim.

Tidak hanya kekerasan seksual, pernikahan pada usia remaja juga meningkatkan risiko terhadap kekerasan dalam rumah tangga.

Hal ini dipicu oleh belum matangnya pola pikir pasangan suami istri sehingga cenderung melampiaskan emosi dengan kasar.

2. Risiko penyakit seksual

dj pernikahan dini agnes monica
Sumber: zhkt.guru

Risiko terhadap penyakit menular seksual, seperti HIV, terbukti meningkat pada hubungan badan yang dilakukan oleh pasangan di bawah 18 tahun.

Fakta ini disebabkan oleh minimnya pengetahuan mereka akan hubungan seksual yang sehat dan aman.

3. Risiko kehamilan pada usia belia

pernikahan dini cerpen
Sumber: duggarsblog.blogspot.com

Kehamilan pada usia belia dapat menyebabkan munculnya risiko si ibu untuk mengalami preeklamsia, yaitu sebuah kondisi komplikasi yang terjadi saat kehamilan.

Kondisi ini ditandai dengan tingginya tekanan darah atau hipertensi, dan tanda-tanda kerusakan organ lain seperti ginjal.

Selain preeklamsia, ibu hamil pada usia remaja juga berisiko mengalami kekurangan darah atau anemia.

Kondisi ini dipicu oleh asupan gizi yang tidak memadai untuk ibu hamil.

Kurangnya asupan gizi ini besar kemungkinan disebabkan oleh kondisi ekonomi keluarga yang belum mapan.

Risiko kehamilan tersebut tidak hanya membahayakan bagi si ibu saja, namun lebih parahnya dapat mengancam keselamatan janin.

Bayi berisiko lahir prematur atau memiliki berat lahir yang rendah.

Setelah bayi lahir pun, ia terancam mengalami gangguan pada tumbuh kembangnya.

Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan orang tuanya untuk merawat bayi kecil.

Dampak dari Sisi Psikologis

Risiko kejiwaan memiliki dampak yang lebih parah daripada risiko dari sisi fisik. Berikut adalah uraiannya:

1. Depresi dan gangguan mental

pernikahan dini di garut
Sumber: videoblocks.com

Depresi disebabkan karena remaja yang belum siap untuk memiliki tanggung jawab sebagai konsekuensi kesediaan mereka diikat dalam sebuah pernikahan.

Hal ini diperparah dengan komunikasi yang tidak efektif dan ketidakmampuan untuk mengelola emosi.

Depresi pada pasangan suami istri remaja ini bisa sampai pada tahap neoritis, yaitu depresi pada tingkat yang berat atau parah.

Selain depresi, pasangan yang menikah dini juga berisiko mengalami gangguan mental lainnya.

Gangguan kejiwaan tersebut berwujud kecemasan, trauma psikologis, dan gangguan dissosiatif.

Risiko mengalami gangguan kejiwaan pada pasutri remaja terbilang cukup tinggi, yaitu hingga mencapai 41%.

2. Kecanduan

pernikahan dini facebook
Sumber: clearbrookinc.com

Ketidakmampuan pasutri usia remaja untuk melampiaskan emosi pada hal-hal positif seringkali menggiring mereka pada minuman keras atau narkoba.

Pada akhirnya hal ini menyebabkan mereka kecanduan dan sulit lepas.

Kecanduan ini kemudian akan terbawa hingga usia mereka menginjak dewasa.

Jika sang istri hamil, zat-zat berbahaya yang ia asup dari narkoba, rokok, juga minuman keras tersebut akan membahayakan janin.

3. Rentan terhadap tekanan sosial

pernikahan dini di sulawesi
Sumber: cewek-cewekbandungvanjava.blogspot.com

Kurang sadarnya pasangan remaja terhadap tanggung jawab pernikahan dapat menjadi tekanan tersendiri bagi mereka.

Tekanan ini didapat dari keluarga, kerabat, dan masyarakat di sekitar tempat tinggal pasutri remaja tersebut.

Tekanan ini berwujud tuntutan kepada pasangan remaja sesuai peran mereka.

Si suami dituntut harus dapat menjadi kepala keluarga dan mencari nafkah.

Si istri diharuskan dapat mengurus rumah dan anak.

Penyebab Pernikahan Dini

Secara hukum positif di Indonesia, pernikahan remaja memang tidak dilarang, namun diberikan batasan.

Tercantum dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan bahwa laki-laki bisa menikah dari usia 19 tahun dan perempuan pada usia 16 tahun.

Berikut adalah mayoritas penyebab pernikahan pada usia remaja:

1. Remaja menikah karena “kecelakaan”

pernikahan dini bukan cintanya yg terlarang
Sumber: thestar.com

Maraknya hubungan seks pada remaja seringkali menyebabkan “kecelakaan” yaitu remaja putri hamil tanpa sengaja.

Guna menutupi aib keluarga, pasangan ini pun kemudian dinikahkan.

2. Remaja menikah karena adat

pernikahan dini di kalsel
Sumber: hellosehat.com

Di Indonesia tradisi menikah muda masih berlaku di beberapa daerah.

Usia pernikahan remaja pada daerah-daerah itu dimulai dari 15 tahun.

Setidaknya ada lima daerah yang masih menjalankan tradisi tersebut, yaitu, Madura, Indramayu, Kodingareng (Sulawesi Selatan), Sulawesi Barat, dan Tanah Datar (Sumatera Barat).

3. Remaja menikah karena keyakinan agama

ff pernikahan dini karena perjodohan
Sumber: shehreenhijab.wordpress.com

Pernikahan dini juga terjadi karena keyakinan agama.

Tujuan menikahkan remaja adalah untuk menghindari zina dan menuju keberkahan rumah tangga.

Selain itu adalah agar pasangan dapat mengasuh banyak anak mereka pada usia yang masih produktif.

Pernikahan Dini Menurut Islam

pernikahan dini episode terakhir
Sumber: endrosuliyanto.wordpress.com

Menurut hukum Islam, adalah halal bagi sepasang laki-laki dan perempuan yang masih berusia di bawah 18 tahun untuk menikah.

Persyaratan menikah dalam perspektif Islam adalah ketika sudah mencapai masa baligh (pubertas) dan laki-laki dapat memberikan nafkah lahir maupun batin.

Jika remaja sudah mencapai kedua hal tersebut, maka ia boleh menikah.

Dalam konteks Indonesia, MUI (Majelis Ulama Indonesia) memutuskan bahwa pernikahan pada usia remaja sah selama syarat dan rukun nikah telah terpenuhi.

Namun, hukumnya menjadi haram jika pernikahan tersebut malah menyebabkan mudharat atau keburukan.

Demikianlah, pernikahan usia dini memang memiliki sekian banyak dampak yang patut untuk diwaspadai.

Pada banyak kasus pernikahan remaja, dampak tersebut memang nyata terjadi.

Akibatnya banyak rumah tangga belia itu runtuh karena perceraian.

Namun ada pula contoh pernikahan dini yang langgeng.

Beberapa pernikahan pada usia muda yang dilakukan oleh para pesohor negeri bahkan langgeng hingga kini.

Mereka mampu menyelesaikan segala konflik yang muncul dan membangun ikatan kuat.

Selain konsep diri yang kokoh, dukungan keluarga juga menjadi faktor penting bagi pasutri remaja untuk terus bertahan.

Maka tak heran bila ada pasangan yang menikah usia muda langgeng hingga maut memisahkan mereka.

Pernikahan selayaknya dapat mengantarkan kepada perasaan tenang, penuh kasih sayang, dan menuju limpahan rahmat dari Sang Maha Cinta.

Meski pernikahan dini yang menjadi pilihan, tujuan suci tersebut tidak selayaknya ternodai pelampiasan nafsu belaka.

Bagaimanapun segala pilihan akan dimintai pertanggungjawabannya di hari akhir kelak.

Leave a Comment